BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra ada di setiap fase-fase kehidupan. Dia bisa tersamar dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia seperti tingkah laku,cara hidup,karakter dan sebagainya. Dan hal tersebut bisa juga teramu dalam satu cover dalam bentuk karya sastra:novel. Novel sebagai karya sastra dijadikan oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan pesan atau gagasan kepada pembaca berdasarkan pikiran, perasaan dan pengalamannnya. Novel adalah karya sastra yang menyatakan hal-hal yang luar biasa yang terjadi pada tokoh-tokoh yang ada di dalamnya baik kehidupan pribadinya maupun sosial.
Salah satu unsur terpenting dari novel adalah karakter yang dihadirkan si pengarang dalam bentuk tokoh-tokoh. Walaupun seringkali hanya merupakan tokoh-tokoh hasil imajinasi namun tidak tertutup kemungkinan karakter yang dihadirkan kurang lebih memberi gambaran watak manusia. Terhadap penulis misalnya, pertanyaan “siapakah saya?” memberi dorongan kuat untuk memilih novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor sebagai objek analisis. Karena dengan berangkat dari pertanyaan tersebut penulis menyimpulkan bahwa “saya adalah bagian karakter orang-orang yang saya idolakan.” Sadar atau tidak sadar pengaruh orang di sekeliling telah menyatu menjadi karakter pribadi penulis sendiri. Dan penulis mendapati hal yang sama terdapat dalam novel Kisah Klan Otori:Across The Nightingale Floor. Dimana seorang Lord Otori Takeo dipengaruhi oleh teladan yang diberikan oleh tokoh di sekelilingnya khususnya Lord Otori Shigeru.
Alasan penulis memilih novel Kisah Klan Otori:Across The Nightingale Floor antara lain,novel ini terkenal, ia telah mendapat 11 penghargaan dari berbagai negara dan sudah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa serta novel ini banyak menggambarkan sikap dan perilaku manusia sesungguhnya yang digambarkan dalam karakter tokoh-tokohnya. Selain itu,novel ini juga menghadirkan cerita yang cocok dengan tema yang akan penulis bahas.
Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba menganalisis, mengenai pengaruh tokoh-tokoh lain terhadap tokoh utama Lord Otori Takeo, khususnya pengaruh tokoh Lord Otori Shigeru. Penulis menganalisisnya dalam judul “Analisis Pengaruh Tokoh-tokoh Lainnya Terhadap Tokoh Utama Lord Otori Takeo dalam Novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor”
B. Rumusan dan Ruang Lingkup Masalah
Tidak dapat disangkal bahwa keberadaan tokoh utama Lord Otori Takeo dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor tidak terlepas dari keberadaan tokoh-tokoh lain. Namun, dalam analisis penulis kali ini akan difokuskan kepada pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap Lord Otori Takeo. Walau begitu keberadaan atau pengaruh tokoh-tokoh yang lain tetap diperhitungkan.
Dalam mengananalisis Novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor ada beberapa hal yang akan mendapat perhatian dalam skripsi ini dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana profil Kikuta dan tokoh dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor?
2. Bagaimana pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap Lord Otori Takeo dalam menghadapi fenomena kehidupannya?
3. Bagaimana pengaruh Kikuta dan tokoh lainnya terhadap Lord Otori Takeo dalam menghadapi fenomena kehidupannya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelititan
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Memberikan gambaran profil tokoh dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor kepada pembaca.
b) Mendeskripsikan bagaimana pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap Lord Otori Takeo dalam menjalani fenomena kehidupannya kepada pembaca.
c) Mendeskripsikan bagaimana Kikuta dan pengaruh tokoh lainnya terhadap Lord Otori Takeo dalam menghadapi fenomena kehidupannya kepada pembaca.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembangunan pengetahuan dan kebudayaan dalam bidang kesusastraan khususnya pada Sastra Jepang.
2. Dapat menambah pengetahuan tentang novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor baik kepada pembaca maupun kepada penulis sendiri.
b) Manfaat Praktis
1. Memberikan suatu bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Meningkatkan minat baca pembaca.
3. Membantu pembaca untuk memahami novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor.
Sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian sastra membutuhkan acuan/landasan teori yang merupakan pedoman dalam proses penelitian. Dengan menggunakan sebuah teori,seorang peneliti akan mampu menjelaskan penelitiannya dan menyusunnya secara ilmiah. Sebelum masuk ke pembahasan,penulis akan menjelaskan landasan teori yang digunakan.
1. Karya Sastra
Karya sastra adalah hasil proses kreatif. Karya sastra bukanlah hasil pekerjaan yang memerlukan keterampilan semata, seperti membuat sepatu, kursi, atau meja. Karya sastra memerlukan perenungan, pengendapan ide, pematangan, langkah-langkah tertentu yang akan berbeda antara sastrawan satu dengan sastrawan yang lain. Selain itu karya sastra memerlukan bakat, intelektualitas, wawasan kesastraan, sikap terbuka, jujur dan syarat lainnya. Semua itu diperlukan dalam hal penciptaan maupun pemahaman tentang karya sastra.(Siswanto, 2008:74)
Karya sastra juga merupakan dunia rekaan. Sengaja tidak digunakan kata fiksi, karena kata fiksi mempunyai makna khayalan, impian, jenis karya sastra yang tidak berdasarkan kenyataan, yang dapat dipertentangkan dengan nonfiksi (cerita yang berdasarkan kenyataan). Dalam kenyataan karya sastra merupakan gabungan dari kenyataan dan khayalan. Semua yang diungkapkan pengarang dalam karya sastranya adalah hasil pengalaman dan pengetahuannya juga, yang diolah dengan imajinasinya.
2. Novel
Henry Guntur Tarigan mengatakan bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu,yang melukiskan para tokoh serta adegan kehidupan nyata yang representif dalam suatu alur cerita atau suatu keadaan yang agak kacau/kusut (1984:154)
Istilah Novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella yang berarti sesuatu yang baru dan sederhana. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan bentuk-bentuk karya sastra lainnya seperti puisi, drama, cerita pendek dan lainnya, novel merupakan bentuk kesusastraan yang terakhir muncul.(Nurgiyantoro, 2009:9)
Adapun perbedaan antara novel dengan karya sastra yang lain seperti cerpen, drama dan puisi dapat dilihat dari segi panjang cerita. Novel memiliki sebuah cerita yang panjang yang didalamnya dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Sedangkan cerpen adalah sebuah cerita prosa naratif yang mengangkat peristiwa secara terbatas, tidak beragam namun memperlihatkan satu kesan utuh pada peristiwanya (Syamsinah,2003:9).
Sebuah novel memiliki ruang lebih luas dan alur lebih panjang dibandingkan dengan jenis kesusastraan lainnya, sehingga penulis dapat menciptakan tokoh dengan masalah lebih rumit. Novel juga menampilkan tokoh-tokoh dengan memperkenalkan pada salah satu bagian cerita. Lingkungan yang mempengaruhi cerita juga disajikan tersusun secara lengkap kemudian membawa jalan cerita keperkembangan lebih luas namun terbatas. Menampilkan konflik-konflik dan klimaks dalam alur atau plot memberikan perkembangan yang semakin luas pula.
Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa novel merupakan salah satu karya sastra dengan segi penulisan yang panjang yang banyak menampilkan berbagai problem kehidupan manusia, pengalaman manusia, serta gambaran manusia dalam kehidupan ini. Pengarang dengan kepekaannya mencoba menghayati kehidupan manusia serta gambaran manusia dan kemudian menyusun kembali melalui teknik penulisan dan gaya bahasa. Selain itu, novel sendiri tersusun dari dua unsur yaitu unsur instrinsik dan ekstrinsik yang termasuk dalam unsur instrinsik adalah tema, penokohan, alur dan latar. Adapun yang termasuk unsur ekstrinsik adalah filsafat, sosiologi, psikologi, dan lain sebagainya.
3. Tokoh
Sebuah cerita terbentuk karena adanya tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita. Seluruh pengalaman-pengalaman maupun kejadian-kejadian yang dituturkan dalam sebuah cerita dapat kita ikuti dan pahami berdasarkan tingkah laku dan pengalaman yang dialami oleh tokoh-tokohnya.
Menurut Aminuddin (1995:79) pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh/pelaku disebut penokohan.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya berkaitan erat dalam penerimaan pembaca. Dalam hal ini, pembacalah yang sebenarnya mampu memahami setiap karakter tokoh dalam cerita. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku lain (nonverbal). Pembedaan antara tokoh yang satu dengan yang lain lebih ditentukan oleh karakter masing-masing daripada dilihat secara fisik.
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita yang disebut tokoh utama cerita. Sebaliknya, ada tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek yang disebut tokoh tambahan.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku atau yang dikenai kejadian dan konflik.
Sebelum menganalisis lebih jauh tentang pengaruh keberadaan tokoh-tokoh yang ada terhadap tokoh utama Lord Otori Takeo dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn terlebih dahulu penulis menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita. Penentuan tokoh utama tersebut berdasarkan beberapa kriteria, yaitu: 1) Intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita (alur dan tema) 2) Jangka waktu penceritaan, dan 3) Tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain (Herlina, 1997:15)
Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat ditentukan bahwa yang berperan sebagai tokoh utama dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn adalah Lord Otori Takeo, sedangkan yang berperan sebaga tokoh tambahan adalah Lord Otori Shigeru,Lady Maruyama, Lord Iida Sadamu,Lady Kaede Shirakawa, Muto Kenji.
4. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda dan sebagainya) yang berkuasa dan berkekuatan ,misalanya orang tua kepada anak,guru kepada siswa dan sebagainya. (wks. Poerwardarmita, KMI).
Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang saling membutuhkan satu dengan yang lain motif-motif dalam diri manusia mengharuskannya untuk berinteraksi terhadap sesama sehingga terjalin komunikasi. Interaksi antar individu memungkinkan adanya pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Pengaruh yang diberikan kepada seseorang tergantung kepada siapa yang mempengaruhi dan siapa yang dipengaruhi. Hal lain yang mempengaruhi adalah keadaan lingkungan dan kondisi psikis seseorang. Kondisi psikis yang terguncang atau sedang dalam ketidaklabilan membuat seseorang dipengaruhi dengan cepat. Adapula yang dipengaruhi dengan alasan keterbukaan orang yang bersangkutan terhadap subjek pengaruhnya. Hal ini disebabkan oleh rasa hormat, ikatan batin yang ada, teladan dan pengaruh serta karismatik yang dimiliki oleh yang memberi pengaruh.
Pengaruh yang diterima secara bertahap menjadi bagian dari seseorang sehingga kadang-kadang tidak jarang yang menjadi objek tidak menyadari bahwa dia telah hampir menjadi sama dengan yang menjadi subjek pemengaruhnya. Bahkan hingga gaya bicara dan pandangan hidupnya hampir menyerupainya.
Tidak jarang pula terjadi sang objek menjadikan sang subjek panutan hidupnya sehingga mengidolakannya bahkan ada yang rela mati untuk mempertahankan kehormatan dari sang subjek. Hal ini sangat berpotensi terjadi kepada sang objek yang berlatar belakang balas budi. Hal inilah yang terjadi dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale
Floor dalam kaitannya dengan hubungan yang terjadi di antara Lord Otori Shigeru dengan Lord Otori Takeo.
Dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor, hal serupa juga terjadi. Kehidupan tokoh-tokoh cerita di sekeliling Lord Otori Takeo memberikannya pengaruh yang berbeda sehingga ia menjadi pribadi yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda dengan lingkunngan hidupnya sebelumnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Kecenderungan manusia dalam berfikir mengenai hal yang sama bisa pula tersirat dalam hal karya sastra. Misalnya novel, beberapa novel sedikit banyak hendak menyampaikan pesan yang kepada pembaca sekalipun dikarang oleh pengarang yang berbeda. Begitupun dalam penelitian ini, setelah membaca berbagai tulisan baik karya ilmiah atau skripsi ada beberapa membahas mengenai hal yang kurang lebih sama dengan yang penulis teliti.
Sayed Andarizal (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Konflik Terhadap Karakter Tokoh Silas Marner dalam Novel Silas Marner Karya George Elliot”: suatu tinjauan struktural yang berlatar awal abad ke-19 di sebuah pedesaan di Inggris. Dimana seorang Silas Marner mengalami berbagai konflik yang berkepanjangan dalam kehidupnnya. Saat ia dikhianati oleh sahabatnyua sendiri yang menuduhnya sebagai pencuri dan merebut orang yang dia kasihi. Masalah tersebut sangat membuatnya tertekan dan terpukul sehingga mengakibatkan dia menjadi seorang yang tertutup dan pendiam. Namun konflik-konflik ynag dihadapinya membentuknya menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi masalah. Ketika dia memilih bertahan hidup dan akhirnyan menmbuatnya menjadi pemenang diatas konflik yang terus-menerus menekannya.
Andi Apria Mirani (2007) dalam kajiannya yang berjudul “ Pengaruh Kondisi Sosial Terhadap Tokoh Utama Liza dalam Novel Liza of Lambeth Karya William Somerset
10
Maugham” :mengungkap realita kehidupan pada masa itu dengan esai yang panjang yang menyuguhkan potret suatu keluarga yang miskin yang tinggal di Vere Street. Penulis (Andi Apria Mirani) meninjau dari sisi lingkungan dimana tokoh utama Liza yang berusia 18 tahun harus menjalani kehidupan sehari-hari yang sangat menderita di bawah tekanan ekonomi yang cukup kuat sehingga harus bekerja membanting tulang. Di samping itu ketidakharmonisan dalam keluarganya membuatnya kekurangan perhatian dan kasih saying ibunya sehingga ia sering meninggalkan ruamah unutk mencari kebahagiaan. Dan akhirnya, karena labilnya dia dalam menangani masalah-masalahnya Liza akhirnya memilih pilihan yang membawanya kehancuran,bukannya kebahagian yang didambakan.
Penggambaran-penggambaran tentang cara pandang seseorang dalam kehidupan akan dituangkan oleh pengarang melalui perilaku tokoh yang dikemukakan dalam karya sastra. Pengalaman jiwa pengarang yang memua berbagai sudut pandang kehidupan terlihat lewat ciri-ciri para tokoh imajinasinya. Melalui tingkah laku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan berbagi konflik yang timbul di dalamnya.
Dari keseluruhan tulisan di atas, baik berupa penelitian (skripsi) maupun artikel, penulis kali ini mencoba mengungkapkan hal yang sama tetapi berbeda dalam hal objek kajian dan pembahasan.
C. Kerangka Pemikiran
Meneliti novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn dengan menggunakan pendekatan struktural harus melihat unsur-unsur yang ada didalam novel tersebut sebagai suatu kesatuan makna yang utuh. Unsur-unsur yang ada di dalam suatu karya sastra mempunyai relasi timbal balik dan saling melengkapi sehingga mewujudkan makna keseluruhan sebuah karya sastra.
Penelitian ini difokuskan pada tokoh utama. Melalui penelitian peran dan karakter tokoh, hubungan antartokoh dalam novel tersebut, ide-ide yang ingin disampaikan pengarang akan lebih mudah sampai pada pembaca. Penggunaan pendekatan struktural dalam meneliti novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn, akan lebih memudahkan untuk mengetahui unsur-unsur yang membangun novel tersebut dari dalam.
Pendekatan struktural diterapkan berdasarkan pada teks karya itu sendiri. Bagian-bagian yang menjadi objek penelitian harus menyangkut keseluruhan. Strukturalisme merupakan upaya untuk memahami karya sastra tidak dalam unsur sendiri-sendiri tetapi keterkaitan dengan unsur satu sama lain. Antara unsur yang satu dengan yang lain mempunya relasi timbal balik yang mewujudkan makna keseluruhan sebuah karya sastra.
Dengan demikian, maka analisis yang berlandaskan pendekatan struktural dimulai dengan menganalisis tokoh-tokoh yang memberi dan diberi pengaruh. Pada akhirnya akan ditemukan inti permasalahan atau gagagsan utama yang terdapat dalam novel tersebut.
BAB III
Sastra ada di setiap fase-fase kehidupan. Dia bisa tersamar dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia seperti tingkah laku,cara hidup,karakter dan sebagainya. Dan hal tersebut bisa juga teramu dalam satu cover dalam bentuk karya sastra:novel. Novel sebagai karya sastra dijadikan oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan pesan atau gagasan kepada pembaca berdasarkan pikiran, perasaan dan pengalamannnya. Novel adalah karya sastra yang menyatakan hal-hal yang luar biasa yang terjadi pada tokoh-tokoh yang ada di dalamnya baik kehidupan pribadinya maupun sosial.
Salah satu unsur terpenting dari novel adalah karakter yang dihadirkan si pengarang dalam bentuk tokoh-tokoh. Walaupun seringkali hanya merupakan tokoh-tokoh hasil imajinasi namun tidak tertutup kemungkinan karakter yang dihadirkan kurang lebih memberi gambaran watak manusia. Terhadap penulis misalnya, pertanyaan “siapakah saya?” memberi dorongan kuat untuk memilih novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor sebagai objek analisis. Karena dengan berangkat dari pertanyaan tersebut penulis menyimpulkan bahwa “saya adalah bagian karakter orang-orang yang saya idolakan.” Sadar atau tidak sadar pengaruh orang di sekeliling telah menyatu menjadi karakter pribadi penulis sendiri. Dan penulis mendapati hal yang sama terdapat dalam novel Kisah Klan Otori:Across The Nightingale Floor. Dimana seorang Lord Otori Takeo dipengaruhi oleh teladan yang diberikan oleh tokoh di sekelilingnya khususnya Lord Otori Shigeru.
Alasan penulis memilih novel Kisah Klan Otori:Across The Nightingale Floor antara lain,novel ini terkenal, ia telah mendapat 11 penghargaan dari berbagai negara dan sudah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa serta novel ini banyak menggambarkan sikap dan perilaku manusia sesungguhnya yang digambarkan dalam karakter tokoh-tokohnya. Selain itu,novel ini juga menghadirkan cerita yang cocok dengan tema yang akan penulis bahas.
Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba menganalisis, mengenai pengaruh tokoh-tokoh lain terhadap tokoh utama Lord Otori Takeo, khususnya pengaruh tokoh Lord Otori Shigeru. Penulis menganalisisnya dalam judul “Analisis Pengaruh Tokoh-tokoh Lainnya Terhadap Tokoh Utama Lord Otori Takeo dalam Novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor”
B. Rumusan dan Ruang Lingkup Masalah
Tidak dapat disangkal bahwa keberadaan tokoh utama Lord Otori Takeo dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor tidak terlepas dari keberadaan tokoh-tokoh lain. Namun, dalam analisis penulis kali ini akan difokuskan kepada pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap Lord Otori Takeo. Walau begitu keberadaan atau pengaruh tokoh-tokoh yang lain tetap diperhitungkan.
Dalam mengananalisis Novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor ada beberapa hal yang akan mendapat perhatian dalam skripsi ini dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana profil Kikuta dan tokoh dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor?
2. Bagaimana pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap Lord Otori Takeo dalam menghadapi fenomena kehidupannya?
3. Bagaimana pengaruh Kikuta dan tokoh lainnya terhadap Lord Otori Takeo dalam menghadapi fenomena kehidupannya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelititan
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Memberikan gambaran profil tokoh dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor kepada pembaca.
b) Mendeskripsikan bagaimana pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap Lord Otori Takeo dalam menjalani fenomena kehidupannya kepada pembaca.
c) Mendeskripsikan bagaimana Kikuta dan pengaruh tokoh lainnya terhadap Lord Otori Takeo dalam menghadapi fenomena kehidupannya kepada pembaca.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembangunan pengetahuan dan kebudayaan dalam bidang kesusastraan khususnya pada Sastra Jepang.
2. Dapat menambah pengetahuan tentang novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor baik kepada pembaca maupun kepada penulis sendiri.
b) Manfaat Praktis
1. Memberikan suatu bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Meningkatkan minat baca pembaca.
3. Membantu pembaca untuk memahami novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori Sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian sastra membutuhkan acuan/landasan teori yang merupakan pedoman dalam proses penelitian. Dengan menggunakan sebuah teori,seorang peneliti akan mampu menjelaskan penelitiannya dan menyusunnya secara ilmiah. Sebelum masuk ke pembahasan,penulis akan menjelaskan landasan teori yang digunakan.
1. Karya Sastra
Karya sastra adalah hasil proses kreatif. Karya sastra bukanlah hasil pekerjaan yang memerlukan keterampilan semata, seperti membuat sepatu, kursi, atau meja. Karya sastra memerlukan perenungan, pengendapan ide, pematangan, langkah-langkah tertentu yang akan berbeda antara sastrawan satu dengan sastrawan yang lain. Selain itu karya sastra memerlukan bakat, intelektualitas, wawasan kesastraan, sikap terbuka, jujur dan syarat lainnya. Semua itu diperlukan dalam hal penciptaan maupun pemahaman tentang karya sastra.(Siswanto, 2008:74)
Karya sastra juga merupakan dunia rekaan. Sengaja tidak digunakan kata fiksi, karena kata fiksi mempunyai makna khayalan, impian, jenis karya sastra yang tidak berdasarkan kenyataan, yang dapat dipertentangkan dengan nonfiksi (cerita yang berdasarkan kenyataan). Dalam kenyataan karya sastra merupakan gabungan dari kenyataan dan khayalan. Semua yang diungkapkan pengarang dalam karya sastranya adalah hasil pengalaman dan pengetahuannya juga, yang diolah dengan imajinasinya.
2. Novel
Henry Guntur Tarigan mengatakan bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu,yang melukiskan para tokoh serta adegan kehidupan nyata yang representif dalam suatu alur cerita atau suatu keadaan yang agak kacau/kusut (1984:154)
Istilah Novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella yang berarti sesuatu yang baru dan sederhana. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan bentuk-bentuk karya sastra lainnya seperti puisi, drama, cerita pendek dan lainnya, novel merupakan bentuk kesusastraan yang terakhir muncul.(Nurgiyantoro, 2009:9)
Adapun perbedaan antara novel dengan karya sastra yang lain seperti cerpen, drama dan puisi dapat dilihat dari segi panjang cerita. Novel memiliki sebuah cerita yang panjang yang didalamnya dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Sedangkan cerpen adalah sebuah cerita prosa naratif yang mengangkat peristiwa secara terbatas, tidak beragam namun memperlihatkan satu kesan utuh pada peristiwanya (Syamsinah,2003:9).
Sebuah novel memiliki ruang lebih luas dan alur lebih panjang dibandingkan dengan jenis kesusastraan lainnya, sehingga penulis dapat menciptakan tokoh dengan masalah lebih rumit. Novel juga menampilkan tokoh-tokoh dengan memperkenalkan pada salah satu bagian cerita. Lingkungan yang mempengaruhi cerita juga disajikan tersusun secara lengkap kemudian membawa jalan cerita keperkembangan lebih luas namun terbatas. Menampilkan konflik-konflik dan klimaks dalam alur atau plot memberikan perkembangan yang semakin luas pula.
Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa novel merupakan salah satu karya sastra dengan segi penulisan yang panjang yang banyak menampilkan berbagai problem kehidupan manusia, pengalaman manusia, serta gambaran manusia dalam kehidupan ini. Pengarang dengan kepekaannya mencoba menghayati kehidupan manusia serta gambaran manusia dan kemudian menyusun kembali melalui teknik penulisan dan gaya bahasa. Selain itu, novel sendiri tersusun dari dua unsur yaitu unsur instrinsik dan ekstrinsik yang termasuk dalam unsur instrinsik adalah tema, penokohan, alur dan latar. Adapun yang termasuk unsur ekstrinsik adalah filsafat, sosiologi, psikologi, dan lain sebagainya.
3. Tokoh
Sebuah cerita terbentuk karena adanya tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita. Seluruh pengalaman-pengalaman maupun kejadian-kejadian yang dituturkan dalam sebuah cerita dapat kita ikuti dan pahami berdasarkan tingkah laku dan pengalaman yang dialami oleh tokoh-tokohnya.
Menurut Aminuddin (1995:79) pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh/pelaku disebut penokohan.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh dengan kualitas pribadinya berkaitan erat dalam penerimaan pembaca. Dalam hal ini, pembacalah yang sebenarnya mampu memahami setiap karakter tokoh dalam cerita. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku lain (nonverbal). Pembedaan antara tokoh yang satu dengan yang lain lebih ditentukan oleh karakter masing-masing daripada dilihat secara fisik.
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita yang disebut tokoh utama cerita. Sebaliknya, ada tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek yang disebut tokoh tambahan.
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku atau yang dikenai kejadian dan konflik.
Sebelum menganalisis lebih jauh tentang pengaruh keberadaan tokoh-tokoh yang ada terhadap tokoh utama Lord Otori Takeo dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn terlebih dahulu penulis menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita. Penentuan tokoh utama tersebut berdasarkan beberapa kriteria, yaitu: 1) Intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita (alur dan tema) 2) Jangka waktu penceritaan, dan 3) Tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain (Herlina, 1997:15)
Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat ditentukan bahwa yang berperan sebagai tokoh utama dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn adalah Lord Otori Takeo, sedangkan yang berperan sebaga tokoh tambahan adalah Lord Otori Shigeru,Lady Maruyama, Lord Iida Sadamu,Lady Kaede Shirakawa, Muto Kenji.
4. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda dan sebagainya) yang berkuasa dan berkekuatan ,misalanya orang tua kepada anak,guru kepada siswa dan sebagainya. (wks. Poerwardarmita, KMI).
Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang saling membutuhkan satu dengan yang lain motif-motif dalam diri manusia mengharuskannya untuk berinteraksi terhadap sesama sehingga terjalin komunikasi. Interaksi antar individu memungkinkan adanya pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Pengaruh yang diberikan kepada seseorang tergantung kepada siapa yang mempengaruhi dan siapa yang dipengaruhi. Hal lain yang mempengaruhi adalah keadaan lingkungan dan kondisi psikis seseorang. Kondisi psikis yang terguncang atau sedang dalam ketidaklabilan membuat seseorang dipengaruhi dengan cepat. Adapula yang dipengaruhi dengan alasan keterbukaan orang yang bersangkutan terhadap subjek pengaruhnya. Hal ini disebabkan oleh rasa hormat, ikatan batin yang ada, teladan dan pengaruh serta karismatik yang dimiliki oleh yang memberi pengaruh.
Pengaruh yang diterima secara bertahap menjadi bagian dari seseorang sehingga kadang-kadang tidak jarang yang menjadi objek tidak menyadari bahwa dia telah hampir menjadi sama dengan yang menjadi subjek pemengaruhnya. Bahkan hingga gaya bicara dan pandangan hidupnya hampir menyerupainya.
Tidak jarang pula terjadi sang objek menjadikan sang subjek panutan hidupnya sehingga mengidolakannya bahkan ada yang rela mati untuk mempertahankan kehormatan dari sang subjek. Hal ini sangat berpotensi terjadi kepada sang objek yang berlatar belakang balas budi. Hal inilah yang terjadi dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale
Floor dalam kaitannya dengan hubungan yang terjadi di antara Lord Otori Shigeru dengan Lord Otori Takeo.
Dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor, hal serupa juga terjadi. Kehidupan tokoh-tokoh cerita di sekeliling Lord Otori Takeo memberikannya pengaruh yang berbeda sehingga ia menjadi pribadi yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda dengan lingkunngan hidupnya sebelumnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Kecenderungan manusia dalam berfikir mengenai hal yang sama bisa pula tersirat dalam hal karya sastra. Misalnya novel, beberapa novel sedikit banyak hendak menyampaikan pesan yang kepada pembaca sekalipun dikarang oleh pengarang yang berbeda. Begitupun dalam penelitian ini, setelah membaca berbagai tulisan baik karya ilmiah atau skripsi ada beberapa membahas mengenai hal yang kurang lebih sama dengan yang penulis teliti.
Sayed Andarizal (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Konflik Terhadap Karakter Tokoh Silas Marner dalam Novel Silas Marner Karya George Elliot”: suatu tinjauan struktural yang berlatar awal abad ke-19 di sebuah pedesaan di Inggris. Dimana seorang Silas Marner mengalami berbagai konflik yang berkepanjangan dalam kehidupnnya. Saat ia dikhianati oleh sahabatnyua sendiri yang menuduhnya sebagai pencuri dan merebut orang yang dia kasihi. Masalah tersebut sangat membuatnya tertekan dan terpukul sehingga mengakibatkan dia menjadi seorang yang tertutup dan pendiam. Namun konflik-konflik ynag dihadapinya membentuknya menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi masalah. Ketika dia memilih bertahan hidup dan akhirnyan menmbuatnya menjadi pemenang diatas konflik yang terus-menerus menekannya.
Andi Apria Mirani (2007) dalam kajiannya yang berjudul “ Pengaruh Kondisi Sosial Terhadap Tokoh Utama Liza dalam Novel Liza of Lambeth Karya William Somerset
10
Maugham” :mengungkap realita kehidupan pada masa itu dengan esai yang panjang yang menyuguhkan potret suatu keluarga yang miskin yang tinggal di Vere Street. Penulis (Andi Apria Mirani) meninjau dari sisi lingkungan dimana tokoh utama Liza yang berusia 18 tahun harus menjalani kehidupan sehari-hari yang sangat menderita di bawah tekanan ekonomi yang cukup kuat sehingga harus bekerja membanting tulang. Di samping itu ketidakharmonisan dalam keluarganya membuatnya kekurangan perhatian dan kasih saying ibunya sehingga ia sering meninggalkan ruamah unutk mencari kebahagiaan. Dan akhirnya, karena labilnya dia dalam menangani masalah-masalahnya Liza akhirnya memilih pilihan yang membawanya kehancuran,bukannya kebahagian yang didambakan.
Penggambaran-penggambaran tentang cara pandang seseorang dalam kehidupan akan dituangkan oleh pengarang melalui perilaku tokoh yang dikemukakan dalam karya sastra. Pengalaman jiwa pengarang yang memua berbagai sudut pandang kehidupan terlihat lewat ciri-ciri para tokoh imajinasinya. Melalui tingkah laku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan berbagi konflik yang timbul di dalamnya.
Dari keseluruhan tulisan di atas, baik berupa penelitian (skripsi) maupun artikel, penulis kali ini mencoba mengungkapkan hal yang sama tetapi berbeda dalam hal objek kajian dan pembahasan.
C. Kerangka Pemikiran
Meneliti novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn dengan menggunakan pendekatan struktural harus melihat unsur-unsur yang ada didalam novel tersebut sebagai suatu kesatuan makna yang utuh. Unsur-unsur yang ada di dalam suatu karya sastra mempunyai relasi timbal balik dan saling melengkapi sehingga mewujudkan makna keseluruhan sebuah karya sastra.
Penelitian ini difokuskan pada tokoh utama. Melalui penelitian peran dan karakter tokoh, hubungan antartokoh dalam novel tersebut, ide-ide yang ingin disampaikan pengarang akan lebih mudah sampai pada pembaca. Penggunaan pendekatan struktural dalam meneliti novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor karya Lian Hearn, akan lebih memudahkan untuk mengetahui unsur-unsur yang membangun novel tersebut dari dalam.
Pendekatan struktural diterapkan berdasarkan pada teks karya itu sendiri. Bagian-bagian yang menjadi objek penelitian harus menyangkut keseluruhan. Strukturalisme merupakan upaya untuk memahami karya sastra tidak dalam unsur sendiri-sendiri tetapi keterkaitan dengan unsur satu sama lain. Antara unsur yang satu dengan yang lain mempunya relasi timbal balik yang mewujudkan makna keseluruhan sebuah karya sastra.
Dengan demikian, maka analisis yang berlandaskan pendekatan struktural dimulai dengan menganalisis tokoh-tokoh yang memberi dan diberi pengaruh. Pada akhirnya akan ditemukan inti permasalahan atau gagagsan utama yang terdapat dalam novel tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian sastra merupakan cabang kegiatan penelitian dengan mengambil objek sastra. Meskipun bentuk penelitian yang dilakukan berbeda namun pada hakikatnya sama. Untuk itu harus diketahui masalah sastra yang akan dicarikan solusinya. Solusi tersebut juga harus dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis Fakta yang dihadapi harus merupakan fakta empris dan penelitiannya dikerjakan secara berhati-hati serta subjektif.
Pertama pemahaman terhadap hasil yang diperoleh melalui pembacaan yang cermat dan teliti. Hal ini dimaksudkan utnuk mencegah tumpang tindih dengan penelitian sebelumnya. Berikutnya penulis menggunakan konsep pemikiran unutk memecahkan masalah yang diperoleh dalam penelitian. Sebagai langkah awal, dilakukan penelitian terhadap unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor. Kemudian secara struktural mengkaji profil tokoh utama dan beberapa tokoh lainnya. Kemudian meneliti pengaruh masing-masing tokoh ke toko utama dan bagaimana respons yang diberikan oleh tokoh utama. Dari tahap-tahap di atas diharapkan memberi gambaran sosial objek penelitian dalam hal ini novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor.
B. Defenisi Operasional
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI 2002:43)
Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain serta fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu (Komaruddin 2001:23)
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda dan sebagainya) yang berkuasa dan berkekuatan ,misalanya orang tua kepada anak,guru kepada siswa dan sebagainya. (wks. Poerwardarmita, KMI)
Tokoh-tokoh Lainnya dalam hal ini berarti tokoh tambahan. Merupakan tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek .
Tokoh utama adalah adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian
Lord Otori Takeo adalah tokoh utama dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor yang menjadi pusat kajian dalam penelitian ini.
Novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu,yang melukiskan para tokoh serta adegan kehidupan nyata yang representif dalam suatu alur cerita atau suatu keadaan yang agak kacau/kusut (Henry Guntur Tarigan 1984:154)
Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor adalah novel karangan Lian Hearn yang menceritakan tentang kisah di jaman feodal Jepang tentang peperangan antar kla, pengkhianatan, pembalasan dendam, kesetiaan, kehormatan dan cinta. Novel inilah yang menjadi objek penelitian kajian penulis dalam skripsi ini.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dikembangkan dengan berdasarkan pada pendekatan struktural. Analisis data ini difokuskan pada unsur-unsur yang membangun karya sastra secara utuh dan
menyeluruh. Analisis data tersebut difokuskan pada unsur tokoh cerita. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh latar dan tokoh lain terhadap tokoh utama dalam cerita.
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi profil Kikuta dan tokoh yang memberi dan menerima pengaruh
2. Mengidentifikasi pengaruh Lord Otori Shigeru terhadap tokoh utama Lord Otori Takeo
3. Mengungkapkan fenomena kehidupan tokoh utama Lord Otori Takeo dikaitkan denngan pengaruh Kikuta dan tokoh lainnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profil tokoh dan latar dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor
Dalam novel ini terdapat sejumlah tokoh yang menjadi penunjang alur ceria namun yang akan dianalisis adalah tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan kehidupan dan cara pandang tokoh utama Lord Otori Takeo,sang tokoh utama yang menjadi pusat dari penelitian ini.
Selanjutnya penulis akan mengemukakan profil Kikuta, Lord Otori Takeo dan beberapa tokoh yang berpengaruh terhadap cara pandang kehidupan Lord Otori Takeo.
a. Kikuta
Pada masa itu terdapat suatu golongan masyarakat yang menamakan diri Tribe. Mereka yang tergabung disini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh masyarakat di luar Tribe
“Ada lima keluarga Tribe. Mereka telah ada sebelum munculnya para bangsawan dan klan. Kisah ini dari masa ketika sihir lebih kuaat dari senjata, dan dewa-dewa masih berjalan di bumi. Saat klan mulia bermunculan, dan orang-orang mulai membentuk ikatan berdasarkan kekuatan, Tribe tidak bergabung dengan salah satu klan. Guna melestarikan anugrah yang mereka miliki, mereka memilih untuk menjadi pengelana,pedagang, pemain drama, pemain sirkus dan juga pemain sulap… “waktu berubah,” kata Kenji. “dari waktu ke waktu, kami mulai melayani klan yang satu ke klan yang lainnya dan bergabung menjadi bagiannya, atau juga bekerja unutk klna yang telah menjadi sahabat kami, seperti Lord Otori Shigeru. Tapi kami tetap memelihara bakat yang telah ada sejak jaman duluhingga kini kami tak pernah melupakannya.
“Kau bisa berada di dua tempat di waktu yang bersamaan,”kataku. “Para penjaga melihatmu di luar, sementar aaku melihatmu di taman.”
“Kenji membungkuk. Kami dapat mmisahkan diri dan meninggalkan tubuh. Kami bisa menghilang dari panadangan dan bergerak lebih cepat dari yang bisa diikuti mata.
Penglihatan dan pendengaran yang tajam adalah sifat kami yang lain. Tribe melatih kemampuan ini dengan latihan keras. Dan seandainya kemampuan itu berguna di wilayah yang sedang berperang, kami akan dibayar mahal untuk itu. Bahkan sebagian besar Tribe pernah menjadi mata-mata aatau pembunuh. (Lian Hearn,2007:87)
Kikuta adalah salah satu nama keluarga yang tergabung di suatu golongan masyarakat yang menamakan diri Tribe ini. Dan Lord Otori Takeo adalah salah satu yang keturunan dari keluarga Kikuta. Dia mewarisi dari ayahnya: Kikuta Isamu.
“Dia memiliki semua ciri-ciri Kikuta: jari yang panjang, garis lurus yang melintang di telapak tangan, pendengaran yang tajam. Pendengaran yang tajam ini akan datang tiba-tiba di masa puber, teerkadang diikuti dengan tidak bisa berbicara, umumnya sementara namun ada juga selamanya…” (Lian Hearn,2007:86)
Orang-orang dari Kikuta-lah bersama dengan orang Tribe lainnya menculik Lord Otori Takeo dimalam seharusnya dia bersama ayah angkatnya melaksanakan rencana untuk membunuh Lord Iida Sadamu.
b. Lord Otori Takeo
Lord Otori Takeo adalah seorang anak keturunan kikuta (klan yang memiliki kemampuan “khusus”) . Ayahnya-lah memberinya warisan itu namun ia sendiri tidak pernah melihat ayahnya karena sejak dalam kandungan ayahnya sudah meninggal. Dia hanya mengenal ayah tirinya yang bersama ibunya merupakan kaum Hidden yang tinggal di desa kecil Mino. Lord Otori Takeo lahir dan menghabiskan masa hidupnya di Mino sebagai penganut agama Hidden (percaya Tuhan) dengan nama Tomasu. Dia dijadikan anak angkat Lord Otori Shigeru sehingga ia resmi sebagai seorang anggota klan Otori.
Ketika ia seorang Hidden, dia memiliki semua sifat sebagaimana kaum Hidden lainnya yang percaya keberadaan Tuhan. Dilarang membunuh, saling memaafkan serta hidup saling mengasihi. Itulah motto kehidupannnya sebelum akhirnya ia Menjadi seorang anak yang diselamatkan oleh Lord Otori Shigeru dalam pembantaian yang dilakukan oleh Lord Iida Sadamu.
Setelah megenal Lord Otori Shigeru maka sedikit demi sedikit ia memiliki sifat yang berbeda. Dia seorang yang memegang teguh janjinya.
“Aku telah berjanji untuk menyampaikan pesan kepada Lord Otori, dan akan kulakukan itu,”balasku (Lian Hearn,2007:79)
Dia adalah orang yang setia dan tahu membalas budi. Dia memutuskan untuk tetap tinggal di dekat Otori apapun resikonya.
“Aku berkata dengan lemah, “aku telah diselamatkan Lord Otori dan aku tak akn meninggalkkannya.” (Lian Hearn,2007:94)
“Kemana Tribe saat Tohan membunuh penduduk desaku dan membakar rumahku? Dia selamatkan aku. Itulah alasannya mengapa aku tak bisa meninggalkannya. Tak akan pernah. Jangan paksa aku lagi!” (Lian Hearn,2007:206)
Dia adalah sosok yang mau terus memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.
“Kau semakin bijak, Takeo,” ucapnya ringan. Bijaksana dan mengendalikan diri.” (Lian Hearn,2007:213)
c. Lord Otori Shigeru
Lord Otori Shigeru adalah tokoh yang menjadi penyelamat bagi Lord Otori Takeo ketika peristiwa pembakaran kaum Hidden.
“Aku kagum saat melihat sang bangsawan tertawa. “kejadian itu patut dilihat! Tapi juga menempatkan dirimu dalam bahaya. Penghinaan yang kau lakukan membuatnya ingin membunuhmu. Tapi kau aman bersamaku. Takkan kubiarkan Iida mengambilmu.” (Lian Hearn,2007:8)
Lord Otori Shigeru adalah orang yang tenang tapi kurang ekspresif. Postur tubuhnya tidak terlalu da berbahu lebar. Tangannya berkulit terang, hampir putih dan jari-jarinya kuat dan panjang.
19
“ketika mencuri pandang aku melihat wajahnya yang tenang-tidak keras,tapi kurang ekspresif.umurnya mungkin tiga puluh tahun atau sedikit lebih muda, tidak terlalu tinggi,dan berbahu lebar. Tangannya berkulit terang, hamper putih,dan dihiasi oleh jari yang kuat dan panjang. Jari-jari seperti iu mengikuti lekukan gagang perang.” (Lian Hearn,2007:3)
Dia selalu mengawali harinya dengan penuh semangat dan dia jarang mengekspresikan perasaan kecuali saat-saat tertentu.
“Meskipun tidak tidur semalaman, tetapi dia tetap bersemangat. Dia melangkah dengan penuh semangat.”( Lian Hearn,2007:29)
“Dia sangat pendiam, sibuk dengan pikirannya sendiri” (Lian Hearn,2007:20)
Dia sangat mencintai adik satu-satunya: Takeshi. Oleh karena itu dia mengganti nama Tomasu sesuai dengan nama adiknya: Takeo.
“Tidak ada yang menduga aku akan sembuh, dan begitu aku sembuh, aku ingin mati begitu mengetahui adikku dibunuh.” (Lian Hearn,2007:197)
Dia sangat dicintai oleh pengikutnya.
“aku melihat senyum tulus Shigeru dalam keremangan cahaya lampu. Ada sesuatu yang sanagt menarik pada dirinya.keberaniannya membuat semangatku bergelora. Kini aku tahu mengapa orang begitu mencintainya. (Lian Hearn,2007:154)
“ketika kami sampai di penginapan, semua orang mengenal Lord Otori. Mereka berlari menghampiri dan menyalaminya sambil berseru sukacita. Mereka menyembah pada Lord Otori. Kamar terbaik pun disiapkan, dan makan malam lezat disajikan.” (Lian Hearn,2007:32)
Dan dia pun sangat mencintai rakyat dan klannya. Dia tidak akan membiarkan klannya di kuasai dan ditindas oleh klan Tohan.
“Sebagian besar orang yakin bahwa pemimpin berhak melakukan apapun yang dia suka pada klan dan wilayahnya. Aku juga dibesarkan untuk meyakini hal yang sama. Tapi Iida mengancam wilayahku, wilayah ayahku, dan aku tak akan menyerahkannya tanpa berjuang. (Lian Hearn,2007:196)
Selain oleh musuhnya, dia juga dibenci oleh kedua pamannya karena secara garis keturunan dia adalah pewaris sah dari klan Otori. Karena kekalahan dalam perang
20
Yaegahara dia menarik diri dari dunia politik dan hidup di tanah leluhurnya dan menyibukkan diri dengan bercocok tanam. Dia menikah muda namun istrinya meninggal saat melahirkan.
“Shigeru juga dibenci oleh kedua pamannya karena dia adalah pewaris sah klan Otori. Saat ini Shigeru menarik diri dari kancah politik dan mengabdikan bagi tanah leluhurnya,mencoba berbagaimetoda cocok tanam. Dia menikah muda. Istrinya meninggal kemudian pada saat melahirkan, dan sang bayi turut bersama ibunya.” (Lian Hearn,2007:65)
Meskipun dia merupakan pewaris sah dari klan Otori namun dia hidup sederhana.
“Aku kaget karena pelayan di rumah ini tidak banyak, namun kelak aku tahu bahwa Lord Otori memang hidupnya sederhana.” (Lian Hearn,2007:36)
“Lord Shigeru hidup sederhana dan hanya sedikit penjaga, meskipun banyak bersedia melayaninya dengan senang hati, dan jumlahnya cukup untuk menjadi satu pasukan, sandainya dia mau.” (Lian Hearn,2007:74)
Dia seorang yang berpendirian teguh serta di dukung oleh kepercayaan dirinya yang kuat.
“Aku telah berjanji untuk melindungi anak ini dan tak akan ada yang bisa mengubahnya. Lagi pula aku suka padanya.” (Lian Hearn,2007:39)
“setelah resmi menjadi anggota klan Otori, Iida akan berpikir dua kali untuk menyentuhnya,” balas Lord Shigeru. (Lian Hearn,2007:134)
Dia memiliki kesabaran dalam menantikan apa yang dia inginkan. Dan dia memiliki pengaruh yang sangat besar di Wilayah Tiga Negara. Lebih dari itu dia seorang pemberani yang diakui oleh Wilayah Tiga Negara.
“Lihat bangau itu, Ichiro,”kata Lord Shigeru. “Lihat kesabarannya. Bangau itu diam tidak bergerak untuk mendapatkan apa yang dia inginkan . aku juga memiliki kesabaran yang sama. Kebaran yang tidak mengenal lelah.” (Lian Hearn,2007:67)
“Shigeru jauh lebih berbahaya yang terlihat. Dia bukan penakut. Dia memiliki kesabaran. Dan tidak seorang pun di Wilayah Tiga Negara yang memiliki pengaruh seperti dia” (Lian Hearn,2007:243)
Dia sangat membenci Lord Iida Sadamu karena dialah yang menyebabkan ibu,istri dan juga adiknya terbunuh. Dia bertahan hidup untuk menuntut balas kematian orang-orang
21
yang disayanginya. Prinsip hidupnya dan integritas tinggi dalam memandang kehidupan membuatnya bertahan hidup
“Aku tidak takut mati,” balas Shigeru. “Tapi, kau salah bila mengatakan kalau aku cinta pada kematian. Justru sebaliknya, aku telah membuktikan betapa besar aku mencintai hidup. Namun, aku lebih baik mati dari pada hidup menanggung malu.,dan itulah tujuanku satu-satunya.( Lian Hearn,2007:205)
“Aku memilih jalan yang lebih penting, yaitu tetap hidup dan menuntut balas” Lian Hearn,2007:204)
Dia meninggal secara hormat dengan cara menyuruh Lord Otori Takeo mengambil kepalanya meskipun sebelumnya dia disalib oleh Lord Ida Sadamu dengan tuduhan berkhianat.
d. Lord Ida Sadamu
Dia adalah penguasa terkuat di wilaya Tiga Negara pada saat itu. Pemimpin klan Tohan yang menjadi musuh kebuyutan Lord Otori Shigeru. Dia memiliki sifat yang kejam,berani dan gemar membunuh dalam menyelesaikan suatu masalah.
“Sekilas saja aku tahu dua hal tentang dirinya: pertama, tak ada satupun yan membuatnya takut; kedua, dia gemar membunuh hanya untuk bersenang-senang” (Lian Hearn,2007:7)
Dia memiliki penampilan yang sangat menonjol dan memiliki karakter yang kuat. Sehingga mudah diingat sekalipun hal itu sudah berlangsung lama.
“Iida tidaklah tampan, namun dia memiliki penampilan yang kuat dan dominan. Ketakutan lamaku tiba-tiba muncul lagi.” (Lian Hearn,2007:270)
Dia adalah tokoh pusat antagonis dari novel Kisah Klan Otori: Across The Nightingale Floor.
e. Lady Kaede Shirakawa
Dia adalah anak gadis klan Shirakawa yang dijadikan tawanan sejak kecil di kastil Lord Noguchi setelah kekalahan dalam perang Yaegahara.
“Putri sulung Lord Shirakawa, Kaede, di bawah ke kastil Noguchi sebagai tawanan saat masih gadis cilik.” (Lian Hearn,2007:44)
Dia memiliki wajah yang cantik dan postur tubuh yang ideal sebagai seorang perempuan. Ia gadis yang kuat dan suka bekerja keras.
“Kaede memang termasuk tinggi untuk ukuran seorang gadis-terlalu tinggi, begitu kata para pelayan dengan iri-dan ia juga tidak lemah, ia selalu beerja keras.” (Lian Hearn,2007:47)
Dia sangat membenci Lord Noguchi karena memperlakukannya dengan buruk sebagai tawanan perang. Dia juga membenci para penjaga karena para penjaga yang sering melecehkannya.
“Kaede tidak memikirkan hal lain-rasa takut, kerinduan kepada kampung halaman, atau rasa sepi-yang ada hanyalah rasa benci karena Noguchi tidak menghargai dirinya sebagai seorang tawanan.” (Lian Hearn,2007:46)
“Kaede juga membenci para penjaga. Semakin ia beranjak dewasa, semakin sering penjaga melecehkannya. (Lian Hearn,2007:47)
Dia adalah gadis yang tidak suka menjual harga dirinya untuk mendapatkan perlindungan dari orang lain seperti gadis pelayan lakukan di kediaman Noguchi.
“Ia tidak menyalahkan mereka-ia percaya semua wanita harus bisa menggunakan apapun yang mereka miliki unutk melindungi diri dari peperangan yang tealh menjadi bagiain dari hidup ini-tapi ia tidak mau melakukan hal seperti itu. Dia tidak bisa.” (Lian Hearn,2007:47)
Dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Lord Otori Takeo. Ketika dia seharusnya menikah dengan ayah angkat dari Lord Otori Takeo seperti yang dikehendaki oleh klan yang menawannya.
“Anak muda itu melanjutkan berkuda. Setelah kuda itu hilang dari pandangannya, Kaede merasa sebagian dari hidupnya telah hilang. Seperti mayat hidup ia mengikuti Shizuka kembali ke penginapan”( Lian Hearn,2007:169)
“Rasa kaget, gembira, dan cemas datang silih berganti. Awalnya ia merasa akan mati bila bertemu pemuda itu, tapi kemudian ia merasa ingin mati ketika tidak bertemu
dengan pemuda itu lagi. Ia mengeluh kepada dirinya: bagaimana mungkin ia jatuh cinta kepada anak angkat calon suaminya? (Lian Hearn,2007:171)
Dialah yang akhirnya membunuh Lord Iida Sadamu di malam pengantinnya
f. Muto Kenji
Dia adalah anggota Tribe. Suatu kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan khusus.
“Dia seperti kebanyakan orang, tidak tinggi tapi juga tidak pendek, bentuk tubuhnya biasa saja, rambutnya beruban, kulit mukanya pucat,dan penampilannya sulit diingat. Bahkan saat aku melihatnya lagi, penampilannya nampak seperti berubah” (Lian Hearn,2007:77)
Dia menjadi guru Takeo secara khusus di bidang keahlian orang Tribe.
“Aku yang akan mengajarimu. Aku yang akan menjadi gurumu” (Lian Hearn,2007:95)
Dia pernah megkhianati sahabatnya Lord Otori Shigeru dengan menculik Lord Otori Takeo di malam perencanaan unutk membunuh Lord Iida Sadamu.
2. Pengaruh Lord Otori Shigeru
Peranan Lord Otori Shigeru dalam kehidupan Lord Otori Takeo sangat besar. Diawali ketika dia menyelamatkan hidup Lord Otori Takeo (ketika itu masih memakai nama Tomasu) dari Lord Iida Sadamu. Sejak saat itu, Lord Otori Takeo memutuskan untuk menyerahkan hidupnya sebagai milik Lord Otori Shigeru. Sejak saat itu pula hal-hal yang dia lakukan berorientasi kepada keinginan unutk menyenangkan sang penyelamat hidupnya. Kemudian dia melihat berbagai hal-hal menarik tentang kepribadian Lord Otori Shigeru dalam berbagai bidang kehidupannya hingga akhirnya hal-hal itulah yang sedikit demi sedikit menjadi bagian dari dirinya.
Untuk memperlihatkan pengaruh-pengaruh seperti apa saja dari Lord Otori Shigeru terhadap tokoh utama Lord Otori Shigeru, penulis menganalisnya dalam berbagai kutipan sebagai berikut:
“Kau telah selamatkan aku,”ujarku. “Mulai saat ini, hidupku adalah milikmu.”( Lian Hearn,2007:12)
Dari kutipan di atas memberikan penyerahan diri Lord Otori Takeo (saat itu masih dengan nama Tomasu) kepada Lord Otori Shigeru ketika dia menyelamatkannya dari kejaran anak buah Lord Iida Sadamu.
“Demikianlah, di antara air terjun dan puncak gunung, aku kehilangan namaku dan menjadi orang baru, dan menyatukan takdirku dengan Otori.” (Lian Hearn,2007:13)
Kutipan di atas merupakan bagian yang menceritakan saat Lord Otori Shigeru mengganti nama Tomasu menjadi Takeo. Satu nama yang mengandung makna nama yang lazim di kalangan Otori.
Dalam perjalanan menjauh dari pengejaran Lord Iida Sadamu menuju daerah kekuasaan Otori, kutipan-kutipan di bawah ini akan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dilakukan oleh Lord Otori Takeo (pada saat itu Otori belum menjadi nama resminya) dan semuanya untuk satu pusat: Lord Otori Shigeru
“Aku memaksakan diri untuk makan agar dia tidak membenciku” (Lian Hearn,2007:15)
“Aku meniru semua gerakan Lord Otori dengan hati-hati, mendekatkan mangkuk ke bibirku dan meminum cairan yang berbuih ini” (Lian Hearn,2007:25)
“ Mataku terasa panas, tapi takkan kubiarkan diriku menangis. Aku akan belajar untuk bertahan.”( Lian Hearn,2007:25)
Lord Otori Shigeru pernah mengatakan kepada dia bahwa seorang laki-laki tidak boleh menangis. Oleh karena dia adalah penolongnya, maka dia sangat menyeganinya sehingga terkesan sepertinya dia menakuti Lord Otori Shigeru.
“Aku tidak takut-hanya segan. Bagiku dia adalah malaikat atau roh hujan atau pahlawan dari masa lalu yang muncul dan membawaku ke dalam perlindungannya.” (Lian Hearn,2007:17)
Dia memasuki dunia yang berbeda dengan dunia masa kecilnya dengan seorang yang akhirnya tanpa sadar membuat dirinya menjadi sama dengannya.
“Aku ragu sekaligus takut tentang dunia yang kin aku masuki-dunia yang belum aku kenal, dunia para klan,dengan aturan yang ketat dan hukuman yang kejam. Aku masuk dunia ini hanya dengan berbekal orang ini, seorang bangsawan yang memenggal kepala orang di depan mataku, dan dialah kini yang menjadi diriku”( Lian Hearn,2007:31)
Dia giat belajar karena tidak ingin mengecewakan Lord Otori Shigeru.
“Aku giat belajar agar Lord shigeru tidak kecewa, meskipun aku tak yakin mampu belajar dalam keadaanku yang seperti ini.” (Lian Hearn,2007:65)
“Hal ini membuatku gelisah, aku takut telah membuatna kecewa. Dan ini makin membuatku sulit belajar.” (Lian Hearn,2007:66)
Bagi dia, apa yang menjadi keinginan Lord otori Shigeru sudah menjadi satu keinginan yang menyatu dengan dirinya. Besarnya pengaruh Lord Otori Shigeru dalam hidupnya melebihi sifat aslinya sendiri. Dia rela mati untuk Lord Otori Shigeru. Dia rela membunuh untuk memenuhi keinginan Lord Otori Shigeru.
“Aku memang tidak suka kekejaman dan enggan membunuh. Tapi, keinginan Lord Shigeru untuk balas dendam telah merasuk ke dalam diriku sehingga terasa seperti keinginanku” (Lian Hearn,2007:100)
“aku pasti bisa membunuh,pikirku. Aku pasti bisa membunuh Iida. Lalu, akan kubunuh dia. Aku akan pelajari caranya.” (Lian Hearn,2007: 100)
Keberadaannya sebagai seorang klan Otori memberinya suatu pilihan untuk menjadi pribadi yang mengharuskannya melupakan kampung halamannya. Dirinya sebagai seorang Hidden harus dikuburkan digantikan dengan Otori.
“Begitulah, seorang ahli lukis telah lahir, dan seiring dengan berlalunya musim dingin, karakterku yang baru mulai berkembang. Setelah salju mencair, Tomasu yang sebelumnya sering menjelajahi gunung dan hanya tahu tentang hewan dan tumbuhan, kini menghilang untuk selamanya. Kini aku adalah Takeo yamg pendiam, sopan, seniman dan agak kutu buku. Suatu penyamaran unutk menyembunyikan ketajama
n mata dan pendengaran dan hati yang penuh dendam” (Lian Hearn,2007:102)
“kau mabuk, pak tua!”aku membentak. “Ibuku masih hidup dan dia ada di hofu,setidaknya menurut kabar terakhir yang kudengar.” Kudorong tubuhnyadan kuraih belatiku. “Aku dari klan Otori.” Aku membiarkan marah menguasaiku. (Lian Hearn,2007:124)
Ketika ada yang mempermalukan atau menghina ayah angkatnya itu, maka dia seperti merasakan bahwa dialah yang dipermalukan atau dihina.
“Akhirnya, kami sampai di ruangan kecil, tempat kami diminta menunggu. Kami duduk di lantai sangat lama. Awalnya aku sangat marah−atas penghinaan pada Lord Shigeru” (Lian Hearn,2007:138)
Namun lebih dari semua itu, Lord Otori Takeo menyadari sepenuhnya bahwa setiap kata-kata yang diucapkan oleh Lord Otori Shigeru hanyalah untuk membentuk karakternya di depan orang.
“Suara Shigeru terdengar sabar, kecewa seakan-akan aku adalah beban berat. Aku tahu setiap perkataan Shigeru hanyalah untuk membentuk karakterku di depan orang.” (Lian Hearn,2007:210)
Lord Otori Shigeru adalah orang yang telah mengubahkan kehidupan Lord otori Takeo. Dia pribadi unik sekaligus penyemangat hidupnya. Karena begitu berharganya dia baginya sehingga ketika sesuatu yang buruk terjadi dendamnya terhadap penyebab kejadian itu akan sangat besar. Ikatan emosioanal diantara mereka sangat kuat . meraka saling mencintai lebih dari mencintai diri mereka sendiri. Tidak heran jika Lord Otori Takeo mengatakan hidupnya adalah hidup Lord Otori Shigeru.
3. Pengaruh Kikuta dan Tokoh Lainnya
a. Kikuta
Dibesarkan di kalangan kaum Hidden dan ketidakadaannya informasi dari ibu ataupun bapak tirinya membuatnya tidak tahu sama sekali mengenai Kikuta. Namun sekali Tribe maka tetaplah seorang Tribe. Seiring beranjaknya dewasa pengaruh darah Kikuta mulai terlihat.
Salah satu pengaruhnya mulai terlihat ketika dalam perjalanannya bersama Lord Otori Shigeru,ketika ia diselamatkan di Mino. Dia kehilangan suaranya. Dan pendengarannya sangat tajam.
“Aku merasa tidak nyaman ketika memberi perintah kepada wanita itu, bukan saja karena aku merasa dia akan tertawa lalu bertanya apakah tanganku tidak berfungsi lagi,tapi juga karena ada sesuatu yang hilang . seakan-akan lidahku terlau kelu untuk mengungkapkan apa yang kulihat.” (15)
“ Aku tidak bisa tidur, Pikiranku kacau, terguncang dan letih. Tanganku yang terbakar gemetar dan aku mendengar suara-suara di sekelilingku denga jelas_aku mendengar percakapan di dapur, setiap bunyi yang berasal dari kota.” (15)
“kemudian aku sadar bila memperhatikan, aku bisa mendengar semua suara di penginapan ini. Aku bisa mendengar penjaga kuda yang berdiri dan pergi dari dapur. Aku bisa mendengar gosip di antara pelayan dan aku bisa tahu siapa yang berbicara hanya dari suaranya. Pendengaranku semakin tajam sejak aku tak bisa bersuara dan kini semua suara berdengung di telingaku. Semua suara dan bunyi membuat kepalaku sakit.” (Lian Hearn,2007:23)
Sekalipun belum menyadari bahwa dia adalah seorang Kikuta, dia mulai belajar mengenai kemampuan mendengarnya itu. Hal ini merupakan pengaruh darah Kikuta yang selalu ada dorongan dari dalam untuk memperdalam kemampuannya.
“Kini aku mulai terbiasa dengan pendengaranku yang semakin tajam. Aku belajar menyaring suara yang tidak ingin kudengar.” (Lian Hearn,2007:67)
Kemampuan yang dimilikinya sebagai seorang Kikuta membuatnya merasa tidak cemas di saat-saat yang genting karena Kikuta bisa menyamar menjadi siapa pun. Kemampuan itu seakan memberinya sugesti, semuanya akan baik-baik saja.
“Anehnya, peristiwa itu tidak membuatku cemas. Ini kenyataan, pikirku. Ini bukanlah permainan. Mungkin aku bisa berpura-pura menjadi orang lain,tapi jika gagal, itu
berarti mati. Lalu aku berpikir, aku adalah Kikuta. Aku dari Tribe. Aku bisa menjadi siapa saja.( Lian Hearn,2007:136)
Kemampuan Kikuta yang dia miliki membuatnya sanggup melewati lantai bernyanyi (Nightingale Floor) tanpa membuat lantai itu bernyanyi. Kemampuan Kikuta yang dia miliki membuatnya mampu meninggalkan Lady Kaede Shirakawa dengan sihir tidur. Kemampuan kikuta yang dimiliki membuat Tribe menginginkannya dan mengharuskan dia untuk memilih Otori atau Kikuta.
b. Lord Iida Sadamu
Pengaruh yang diberikan oleh tokoh ini lebih mengarah ke tekanan batin, hampir seluruh hal yang dilakukan oleh Lord Iida Sadamu menghadirkan dendam dan keinginan untuk membunuh dalam diri Lord Otori Takeo. Hal-hal tersebut tersirat dalam kutipan-kutipan sebagai berikut:
“Aku tak tahu tentang perang antar klan,tidak juga hukum dan permusuhan di antara mereka. Aku menghabiskan hidupku di antara kaum Hidden,tempat dimana kami diajarkan untuk saling memaafkan dan dilarang membunuh. Tapi dalam sekejap,alas dendam telah merask ke dalam hatiku.” (Lian Hearn,2007:8)
“Aku hanya memusatkan perhatian terhadap Iida Sadamu yang ad di Inuyama. Aku akan buru dia dengan melintasi Nightingale Floor. Dan akan kubunuh dia” (Lian Hearn,2007:253)
Oleh karena Lord Iida Sadamu yang menghendaki adanya pernikahan diantara ayah angkatnya dengan gadis yang dia cintai mengakibatkan dia semakin ingin membunuh Lord Iida Sadamu.
Karakternya kuat membuatnya mudah diingat sekalipun hal itu sudah berlangsung lama. Masa lalunya yang buruk dengan Lord Iida Sadamu membuat Lord Otori Takeo teringat ketika melihat Lord Iida Sadamu
“Iida tidaklah tampan, namun dia memiliki penampilan yang kuat dan dominan. Ketakutan lamaku tiba-tiba muncul lagi.” (Lian Hearn,2007:270)
Pengaruh dendam Lord Otori Takeo di masa lalu serta penghinaan yang dilakukan terhadap Lord Otori Shigeru memberikan reaksi keinginan yang kuat untuk membunuh Lord Iida Sadamu.
“Akan kubunuh dia sebagai balas dendam atas masa lalu, dan juga atas penghinaannya pada Lord Otori tadi sore” (Lian Hearn,2007:276)
Bisa disimpulkan bahwa dendamnya terhadap Lord Iida Sadamu merupakan salah satu pendorong baginay untuk belajar lebih baik dan mengasah kemampuannya denggan baik agar tujuannya-juga tujaun ayah angkatnay terwujud.
c. Lady Kaede Shirakawa
Pengaruh Lady Kaede Shirakawa sangat dominan terhadap Lord Otori Takeo dalam masalah perasaan. Pertemuan pertamanya efek jatuh cinta langsung mewarnai hidupnya.
“Seharian aku selalu memasang telinga hanya untuk mendengar suaranya, langkahnya dan-pada malam hari ketika hanya dipisahkan oleh dindung tipis-aku mendengar desahan napasnya.” (Lian Hearn,2007:191)
Cinta yang ada diantara mereka sangat mempengaruhi kondisi tubuh Lord Otori Takeo.
“Siksaan ini membuatku kurus dan mataku cekung karena cinta” (Lian Hearn,2007:191)
Oleh karena kuatnya pengaruh cinta yang dirasakan, dia merasa semua yang dilewati bersama Lady Kaede Shirakawa adalah mimpi.
“Saat-saat di Tsuwano terasa sepereti mimpi. Benarkah aku berlatih pedang dengan Kaede disana? Apakah aku dan Kaede terbakar oleh cinta? Aku berusaha melupakannya tapi setiap saaat mendengar suaranya, jantungku berdebar dan ketika malam tiba bayangan dirinya muncul di bola mataku. Apakah aku telah disihir?” (Lian Hearn,2007:209)
Kekuatan cinta yang diberikan Kaede menumbuhkan semangat dalam hidupnya untuk terus bertahan hidup dan membunuh Lord Iida Sadamu. Karena dengan membunuh Lord
Iida sadamu maka pernikahan perempuan yang dia cintai dengan ayah angkatnya pasti akan batal, dengan begitun ia bisa menikahinya.
d. Muto Kenji
Keahliannya sebagai seorang Tribe, membuatnya berpeluang untuk memberi efek kepada Lord Otori Takeo lebih dari seorang manusia biasa. Pertemuan pertamanya langsung member kesan “menarik” yang tersendiri bagi Lord Otori Takeo.
“Ada yang luar biasa pada dirinya, tapi aku tak tahu apa” (Lian Hearn,2007:78)
“Ada sesuatu pada diri orang itu yang membuatku tertarik. Aku tak akan lewat begitu saja tanpa menyadari kehadirannya (Lian Hearn,2007:78)
Fakta bahwa baik Lord Otori Takeo maupun Muto Kenji sama-sama anggota Tribe, membuat Lord Otori Takeo bisa merasakan pengaruh yang sengaja diperlihatkan oleh Muto Kenji. Aura alami yang hanya bisa dirasakan oleh sesama Tribe membuatnya langsung bisa merasakan kehadiran Muto Kenji.
Hubungannya sebagai murid dan guru membangun hubungan pribadi di antar mereka. Keahlian Kenji membuatnya berada di bawah kendali Kenji ketika sedang belajar. Oleh karena itu hubungan keduanya sangat aneh.
“Hampir setiap malam aku dan Kenji pergi keluar, dan aku berlatih cara bergerak cepat tanpa terlihat di kota yang tengah terdidur pulas. Kami memiliki ikatan yang ganjil. Aku tak mempercayainya di siang hari. Aku telah di angkat oleh klan Otori
31
dan aku telah memberikan hatiku kepad mereka. Aku tak ingin diingatkan bahwa aku adalah orang luar atau orang aneh. Namun keadaan berbeda saat hari berganti malam.” (Lian Hearn,2007:177)
Pengaruh Kenji terhadap Lord Otori Takeo lebih kepada hubungan guru dan murid.
Dari setiap pengaruh-pengaruh yang dia dapatkan,ia belajar memperbaiki diri dari hari ke sehari,akhirnya dia menjadi pribadi yang semakin bijaksana dan semakin bisa menempatkan diri dalam setiap masalah yang dia hadapi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor adalah salah satu novel karya Lian Hearn yang memberikan berbagai gambaran kehidupan yang tidak hanya bersifat imaninatif namun didalamnya terdapat banyak hal-hal mengenai kehidupan manusia yang hendak pengarang novel ini paparkan. Terutama hendak memberikan gambaran kehidupan mengenai zaman feodal Jepang yang identik dengan peperangan antar klan.
Pengarang meramunya dalam kisah yang sangat kompleks dan fantastis. Kisah cinta yang memikat, kekejaman, kesetiaan, pengkhianatan serta epik yang menegangkan tentang kekuatan supranatural menjadi satu dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor.
Pandangan literatur mengajarkan kita dimana pandangan Lian Hearn mengenai kehidupan yang diwujudkan dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor. Makna sebuah kesetiaanlah yang menjadi fokus dari novel ini. Kesetiaanlah yang menjadikan tokoh utama Lord Otori Takeo seorang pribadi yang mengubah hidupanya. Kesetiaanlah yang menjadikan tokoh-tokohnya member kesan tersendiri bagi pembaca khususnya kepada penulis sendiri. Kesetiaan dalam keluarga, kesetiaan kepada teman, kesetiaan kepada bangsa, kesetiaan kepada masyarakat, kesetian kepada kekasih dan kesetiaan kepada diri sendiri tercakup dalam novel ini.
Dari hasil pembahasan analisis terhadap novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor dalam kajian khusus Analisis Pengaruh Tokoh-tokoh Lain Terhadap Tokoh Utama Lord Otori Takeo dalam novel Kisah Klan Otori: Across The Nigthingale Floor, dapat disimpulkan bahwa citra keberadaan seseorang tidak lepas dari pengaruh tokoh-tokoh yang ada sekelilingnya. Tidak hanya menjadi orang yang mempengaruhi tetapi juga menjadi orang yang dipengaruhi.
32
33
Karena sebenarnya kita bukanlah diri kita sendiri melainkan juga bagian dari orangorang di sekeliling kita. Cara kita memandang kehidupan dan cara kita menyikapi masalah tak lepas dari
reaksi dari orang di sekeliling kita. Kita memiliki sifat tertutup tak lepas dari sikap orang terhadap kita. Kita memiliki sifat periang juga tak lepas dari lingkungan kita.
Kehidupan yang dijalani Lord Otori Takeo semenjak hidupnya diselamatkan Lord Otori Shigeru adalah awal dari pengaruh kehidupan Lord Otori Shigeru terhadap kehidupannya. Dia sudah mengambil keputusan bahwa sejak saat itu hidupnya bukanlah miliknya lagi melainkan milik Lord Otori Shigeru. Tidak heran bila dalam kesehariannya cara hidup dan karisma kepemimpinan Lord Otori Shigerulah yang menjadi gambaran kehidupannya. Ketika dia diperhadapkan kepada berbagai fenomena kehidupan sehari-hari dia akan menjalninya dengan berorientasi kepada kehidupan Lord Otori Shigeru.
Selain itu, pengaruh tokoh-tokoh lain juga menjadikannya semakin pribadi yang kuat dan berkarisma. Konflik dengan tokoh di sekelilingnya bahkan dengan tokoh-tokoh antagonis turut membentuknya sehingga akhirnya ia menjadi seorang pribadi yang memiliki integritas tinggi.
B. Saran
Kiranya baik bagi kita utamanya sebagai para peminat sastra, mahasiswa maupun staf pengajar untuk lebih sering mengkaji karya Lian Hearn. Banyak hal yang dapat dipelajari bahkan tuntutan hidup akan didapatkan dalam karya pengarang besar Australia ini.
Demikian banyaknya hal yang dapat dipelajari dari novel ini sehingga penulis berni menyarankan kepada mahasiswa sastra khususnya untuk lebih sering mengkaji novel karya Lian Hearn. Penulis yakin karya sastra ini dapat member motivasi untuk hidup lebih baik lagi baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun bangsa.
Lampiran
Ringkasan Cerita
Tomasu adalah anak yang dibesarkan oleh ibunya dan ayah tiri sebagai kaum Hidden di Mino namun suatu hari desa mereka dibakar dan diluluhlantakkan oleh Lord Iida Sadamu. Kebiasaan Tomasu keluar masuk hutan membuat dia tidak ada di tempat ketika pembakaran terjadi. Namun tindakannya yang membuat Lord Iida Sadamu jatuh dari kuda membuatnya menjadi buronan paling diinginkan oleh Lord Iida Sadamu. Pada waktu yang tepat Lord Otori Shigeru menyelamatkan dan membawanya ke klan Otori dan diangkat sebagai anak dengan nama Lord Otori Takeo. Sesuai dengan nama adik Lord Otori Shigeru : Lord Otori Takeshi.
Namun dibalik kisahnya sebagai orang Hidden, ayah kandung Lord Otori Takeo ternyata seorang Kikuta,yaitu salah satu anggota keluarga Tribe yang memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang non Tribe. Jadilah Lord Otori Takeo berada di antara dua pilihan, Tribe atau Otori. Namun sejak dia diselamatkan oleh Lord Otori Shigeru dia sudah menyerahkan hidupnya sebagai milik Lord Otori Shigeru sehingga dia tidak ingin menjadi seorang Tribe.
Sementara itu, Lord Iida Sadamu yang sangat ingin menguasai klan Otori membuat rencana dengan menikahkan tawanan perangnya, Lady Kaede Shirakawa dengan Lord Otori Shigeru. Lord Otori Shigeru karena oleh pamannya-yang tidak menyukai Lord Otori Shigeru-mengajukan syarat persetujuan pengangkatan Takeo sebagai anggota klan Otori jika dia sendiri setuju untuk menikah.Namun yang terjadi adalah Lord Otori Takeo dan Lady Kaede Shirakawa saling jatuh cinta. Lord Otori Shigeru yang sebenarnya mencintai Lord Maruyama beserta dengan anak angkatnya serta Muto Kenji-guru Lord Otori Takeo untuk ilmu Tribe-menjadikan momen pernikahan iut untuk membunuh Lord Iida Sadamu. Namun, Muto Kenji berkhianat dengan menculik Lord Otori Takeo bersama anggota Tribe lainnya. Akibatnya Lord Otori Shigeru dituduh berkhianat sehingga ditangkap dan dihukum.
Kemarahan Lord Otori Takeo terhadap Kenji dan juga anggota Tribe lainnya semakin menjadi-jadi. Akhirnya, dengan kesepakatan setelah meyelamatkan Lord Otori Shigeru, Lord Otori Takeo akan meninggalkan Otori dan bergabung dengan Tribe, dia pun dilepaskan. Dia bersama Kenji dan Yuki menyelamatkan Lord Otori Shigeru yang dihukum seperti orang disalib.
Pada akhirnya, dengan pedang Jato dan bantuan Lord Otori Takeo,Lord Otori Shigeru mengakhiri hidupnya.
Sementara itu, Lady Kaede Shirakawa yang gagal suaminya di hukum pada hari pengantinnya,hendak diperkosa oleh Lord Iida Sadamu namun Lady Kaede Shirakawa berhasil membunuhnya dengan jarum pentul -yang selalu disembunyikan di balik kimononya-tepat ketika Lord Otori Shigeru datang hendak membunuh Lord Iida sadamu.
Akhirnya, Lord Otori Takeo meninggalkan Otori dan bergabung dengan Tribe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar